Kesadaran akan perjalanan hidup

Minggu, 14 Maret 2010

Begitu banyak hal yang terjadi di hidup dan kehidupanku. Semua tipe rasa seakan sudah pernah kucicipi dan terkumpul menjadi satu. It’s complicated!!

Disana, ada hal-hal yang hati dan pikiran jernihku baru bias memahaminya sekarang.
Mungkin sesuatu yang dulu kuanggap begitu jahat dan menyakitkan, ternyata sekarang kurasakan berubah menjadi sebuah kebaikan.
Yah, andaikan aku memahami itu sejak dulu, mungkin tak akan ada rasa benci, sedih, sakit, dan kehilangan. Tapi bukankah hidup tidak akan berwarna tanpa rasa-rasa itu? Hehe.. kalo kita ngomongin soal berwarnanya jalan hidup, ya selesailah sudah pembicaraan ini.

Tapi kan tidak begitu, inginku tidak banyak pil pahit yang harus ku telan. Inginku semua lurus-lurus saja. Dan semua rasa tidak nyaman yang kadang membuatku mual itu bias diminimalisir seandainya ada rasa saling memahami yang kuat? Aku sekarang baru sadar, bahwa ternyata usaha untuk mencapai kesepahaman itu masih belum kuat. Egolah yang mengalahkannya. Yah, egoisme masing-masing pihak. Sebuah rasa yang ga penting!!

Setelah aku mencoba menengok kembali garis ingatan itu, baru aku bisa melihat sekarang ada satu sosok, dia, yang begitu berusaha memberikan sesuatu yang terbaik untukku.
Setidaknya ini yang bisa kubaca, meski sebenarnya tidak mungkin “kehebatannya” itu semata hanya demi kebaikan dan kepentinganku.
Selalu ada kepentingan yang lebih besar dari itu. Tapi aku tidak pernah menyesal seandainya itu terjadi karena ada keinginan yang lain. Yang aku sesalkan, mengapa aku baru bisa menyadar itu akhir-akhir ini, setelah peristiwa itu lama berlalu..
Mengapa aku tidak mampu membaca dan menelaah keinginan itu sedari awal?
Kalo saja pengertian ini bisa terjalin sejak semula, tentu tidak akan pernah ada segala bentuk ketidaknyamanan yang sempat begitu lama kurasakan. Mungkin juga aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan.

Ah, tapi janganlah berandai-andai. Dulu, banyak hari yang kuhabiskan hanya untuk merenung, meratap, dan mengiba akan keadaan yang kualami. Begitu banyak waktu yang kusia-siakan. Begitu banyak perhatian dari orang-orang terkasih yang tidak begitu kuhiraukan. Semangat untuk bangkit sudah dan selalu kudapatkan dari mereka, tapi apa gunanya kalo ku sendiri tidak ingin bangkit?! Yang ada ya diri yang terus hancur dan terpuruk. Betapa tidak dewasanya aku…
Huh!! Semua karena keegoisanku! Karena keenggananku yang tidak mau melihat fakta dari sisi yang lain. Yang tdak kuasa untuk merah terang dari jalan gelap itu!
Tidak mau itu terjadi lagi!

Beberapa saat yang lalu, waktu sudah lama meninggalkan kenangan itu. Aku tidak ingin berkata bahwa semua sudah terlambat. Selalu ada kesempatan lain yang bisa kita raih jika kita melewatkan kesempatan yang pertama datang –tentu saja kesempatan kedua datang dalam bentuk yang lain-
Sekarang saatnya ku berterima kasih. Berterima kasih untuk semua hal yang sudah kualami. Untuk waktu yang sudah kujalani dalam satu fragmen hidupku. Toh ketika ‘nya’ tidak pernah ada, akupun tidak akan pernah menjadi diriku yang sekarang. Mungkin akan menjadi sesosok wanita yang lain, yang akupun tidak tahu akan lebih baik atau lebih buruk dari konsidiku sekarang. Kondisi yang meski selau kusyukuri, tapi tidak pernah kuberhenti di satu tempat yang sama. Lagi ..
Ku percaya ini adalah satu bagian dari rencana Nya atas umat-uman Nya. Semua jalan aku yakin adalah baik. Tinggal bagaimana kita mengolah kepuusan itu, mengolah hati, pikiran, dan tenaga kita.
Dan ku percaya, tidak pernah ada orang yang berniat untuk berbuat ‘jahat’ kepada diri kita. Yang ada adalah caranya yang salah. Dan itu disebabkan karena tarik menarik kepentingan di dalam dirinya.
Yah, hidup tak ubahnya panging politik!! Kadang kita tidak paham siapa kawan dan siapa lawan pada satu periode waktu tertentu.
Aku akan jadi seperti yang ‘nya’ inginkan. Aku hanya minta doa selalu untukku. Keinginan ‘nya’ itu sekarang kurasakan begitu agung. Tidak peduli tulus atau tidak atau hanya sebagai usaha untuk pengalih perhatian.
Yang terpenting adalah bagaimana aku bisa mencapainya sekarang.
Dan akan kubuktikan bahwa aku bisa. Sesuatu yang sudah ada di benak kita dan kita yakini kita bisa, maka kita pasti bisa!

Dari novel yang pernah aku baca, bahwa untuk meraih cita-cita, yang kita butuhkan hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa. [5cm]
Setelah itu, aku hanya akan berdiri di hadapannya, menatapnya, tersenyum padanya, dan akan memeluknya erat, sangat erat. Hanya untuk berterima kasih atas ‘semua’ yang telah aku dapatkan...