Our Journey to Bromo

Senin, 26 November 2012

ketinggian 2001 m
Sunrise di Penanjakan
sama si musmus :)
trip with motorcycle

Trip to Paga, Kab. Sikka, NTT

berpose di depan rumah adat NTT
salah satu sudut pantai di desa Paga, kec. Paga
Potret kemiskinan masyarakat di kecamatan Paga

Kedodolanku hari ini

Minggu, 25 November 2012

*Aaaarrrgghh…!!!*

Yup, itu mungkin ungkapan ekspresi dari rasa kesal yang dirasakan sama si mas. Bagaimana tidak kalau dari tadi dia berusaha menjelaskan sesuatu tapi sayanya tidak kunjung mengerti, hehe..

Jadi ceritanya begini saudara. Pagi ini, si mas sedang ada jadwal untuk ikut turnamen badminton antar instansi di lingkungan Pemkot Sleman tempat dia bekerja.

Dia sudah cerita soal rencana turnamen ini sejak akhir pekan lalu waktu kami bertemu. Padahal ya si mas ini sudah cerita dengan semangatnya , seperti biasa ketika dia menceritakan olahraga favoritnya itu. Tapi aku menanggapinya dengan kekonyolanku.

Habisnya dia lucu banget kalau sudah cerita soal “kehebatannya” bermain di cabang olahraga yang paling merakyat se Indonesia selain sepakbola ini. Dengan sombongnya, dia cerita bahwa teknik permainannya meningkat akhir-akhir ini, bahwa si A tidak begitu hebat mainnya dan akan dengan mudah dia libas, bahwa dulu dia pernah menjadi juara home tournament, bahwa turnamen inilah nanti ajang yang tepat bagi dia untuk sounding kemampuannya dalam memainkan di bulu angsa, dan bahwa bla bla bla lainnya. Alhasil esensi dari cerita dia soal sistem pertandingan yang akan dia jalani nanti, menjadi kabur karena celoteh-celotehku yang selalu mengejeknya serta kabur oleh komentar-komentar tak bermutu kami hahhaa..

Dimulai dari sms nya di pagi ini, lalu semua bermuara pada terbongkarnya kedudulanku. Simak ya.. hiks..

M.andrieku : 10:40

“Alhamdlh menang, nanti main lg jam stgh 1 lawan kec. Sleman.. Blm jadi sounding aku, habisnya yg partai 1 musuhku nggak dtg, trus partai kedua menang, jadi 2-0.”

--- sampai disini saya masih belum paham arti dari ‘partai pertama dan partai kedua’. Bukan belum paham ding, tapi lupa. Hahaha.. ---

Me : 10:42

“Hwkwkwk, alhmdullah.. Senangnya.. gmn, Kulin bisa diandelin nggak?”

--- ‘Kulin’ adalah nama partner mainnya. Dan kata-kata diatas sebagai awal indikasi bahwa saya tidak mengerti jalannya sistem pertandingan ---

M.andrieku : 10:43

“Lho kan aku tadi blm main, td musuhku ga dtg, jd d WO”

--- WO? Istilah apalagi ini..??? Knp bisa blm main? Katanya sudah menang 2-0.. Gimana sih?? *pikiranku terus bertanya-tanya* ---

Me : 10:44

“Kok blm main?”

“ Katanya udah menang.. lha yg menang pas partai ke 2 itu apa?”

M.andrieku : 10:47

“Partai kedua kan yg main pak yanto sama pak iskandar, kan ini beregu bul..”

--- mulai kesal kayaknya dia ---

Me : 10:48

“Oo.. yes yes yes. Eike paham sekarang. Trus ntar yang main jam stg 1, dari kantormu yangmau syapa aja ay?”

M.andrieku : 10:50

“Ya sama lg pasangannya.. Bijimane sih ay?”

--- Entah apa yang ada di pikiran saya waktu itu. Langsung merasa desperados karena tidak kunjung paham juga :’( ---

Me : 10:52

“Lha pasangan lain di regumu mainnya kpn?”

“Hihihihi.. Dung dung bgt ya aku :p”

--- Mengakui ketotolan sudah ---

M.andrieku : 10:54

“Lho mainnya kan bareng aku, kan cuma ngirim 1 grup terdiri dari 3 pasang. Gimana ih, udah ntar ku jelasin.”

--- Sepertinya dia mulai berpikir bahwa soal ini tidak bisa dijelaskan lewat sms, harus ngomong secara langsung.---

Me : 10:56

“Hiks..”

“Okey, okey, ntar lewat lelepon aja yah. Aku tidak mengerti-mengerti gimana peraturannya  “

M.andrieku : 11:04

“Haduuh kan namanya kejuaraan beregu, 1 regu itu 3 pasang pemain, artinya jika udah menang 2-0 kan udah menang regunya tsb, ato bisa jg menang 2-1.”

“Nah, Capil Cuma ngirim 1 regu, ttd : pasangan 1: aku-ulin, pasangan 2: iskandar-p.yanto, pasangan 3: p.joko dan p.nugroho.”

Me : 11:06

--- Sampai disini jelaslah semuanya. Aku sudah paham peraturan pertandingannya. Jadi dengan PD kujawab :

“Oh, Iya ya..”

“Kalo udah menang 2-0 ngapain pasangan ke 3 diturunkan. Toh misal lawan menang, tetep ga ngaruh juga ya. Dia tetep aja kalah. Begitu kan maxudnya ay? Hahahha…”

--- Tertawa ngakak menyadari kedudulan sedari tadi. ---

M. andrieku : 11:08

“Yoyooooiii.. “

“Nah, gitu, krn td kita udah menang 2-0 makanya p joko dan p nugroho ga perlu main lagi.”

“Emang pasangan 1 dan 2 harus menang, soale yg ke 3 itu mesti Cuma buat ngegenepin aja , ondel-ondel lah istilahnya, udah dipastikan kalah soalnya”

Me : 11:09

“Hahaha.. Yup! Aku mudheng sekarang ay. Pinter kan aku? :p “

M.andrieku : 11:10

“Yoyoooooiii…”

--- Manteb banget yang bales. Pasti merasa bahagia karena terbebas dari pertanyaan tak berujungku, hahhaa.. ---

--- Dan, sms sms selanjutnya tidak perlu ditampilkan. Off the record  ---

Huft..!!

Dari percakapan di atas rasanya saya jadi paham dimana letak kesalahannya. Kenapa saya tak kunjung paham jua akan penjelasannya. Ini karena :

1. Si mas menganggap bahwa saya sudah paham sistem jalannya pertandingan, Karena ini merupakan sistem yang memang sehari-hari dipakai di permainan dan pertandingan beregu apapun. Bahwa tidak semua anggota grup harus diturunkan ketika grup tersebut sudah dipastikan memenangkan pertandingan. Dimana grup tersebut dipastikan menang ketika grup lawan tidak mungkin menyusul ataupun menyamakan skor permainan.

2. Herannya, kenapa saya awalnya kok seperti asing dengan sistem iniya, ooohh.. itu pasti karena saya sedang tidak konsentrasi. Hehhe.. *nggak mau salah dong, teteup.*

Dan sekarang paham sudah saya, mau diajak diskusi soal pertandingannya, ayyooo.. Siapa takut? *sombong*

Bistik Lidah ala Dapoer Bistik Solo

Kamis, 22 November 2012

Kemarin itu ceritanya siang-siang sama pacar kelaperan banget habis ngubek-ngubek Gramedia karen ada Great Sale. Pikir-pikir-pikir..cari tempat makan yang enak dan yang tidak mahal tentu hehe.. Langsung teringat ada resto bistik yang lumayan baru berdiri di daerah belakang Sriwedari (Sriwedari ini adalah nama daerah di kota Solo, dimana disitu terletak Stadion bersejarah Sriwedari. Bersejarahnya seperti apa? lain waktuakan saya ceritakan).

Kembali ke cerita perburuan makan siang kami. Kami langsung cao setelah sepakat bahwa kami akan mendatangi Dapoer Bistik untuk membungkam perut kami yang keroncongan. Cerita sedikit, "bistik" ini adalah masakan yang awalnya dikonsumsi oleh masyarakat Belanda yang dikenal oleh masyarakat Indonesia ketika masa penjajahan dulu. Sampai sekarang masakan ini masih jadi menu andalan di banyak restoran baik resto berbintang sampai resto kaki lima.

Menu ini berupa potongan daging yang dimasak atau ditumis dengan cara tertentu. Kemudian oeh masyarakat Indonesia ditambahkan gula jawa dan kecap, menyesuaikan dengan lidah kita. Dinamakan "bistik" karena orang Indonesia kan suka susah menyebut kosakata dalam bahasa asing, asal namanya "Beef Steak", tapi lama-lama dilafalkan jadi "bistik" :))

Nah, di Dapoer Bistik ini ada bermacam olahan mulai dari Bistik Lidah, iga bakar lada hitam, iga bakar BBQ, kerang ijo, udang cumi-cumi, ayam, bebek, sampai dengan bistik torpedo sapi. Tau kan torpedo itu apa? hiii.. Torpedo ini digemari karena dipercaya bisa meningkatkan vitalitas pria. Harga masakannya tidak mahal, berkisar antara Rp. 14.500,- untuk bistik kerang ijo dan ayam sampai yang termahal Rp. 18.000,- untuk bistik cumi.

Untuk sayurnya, ada oseng kangkung, capcay vegetarian, pak cay, cah brokoli, sop sayuran, sop iga bakar, dengan camilan berupa brokoli goreng, french fries, kentang lokal, dengan harga berkisar antara Rp. Rp. 7.500,- sampai Rp. 15.000,- untuk sop iga bakar.

Untuk minumnya standart, ada es/wedang jeruk, teh, kopi, susu jahe, aneka jus, ada juga coctail dan salad yogurt. Minuman paling murah es/wedang teh seharga Rp. 3.000,- dan paling mahal adlaah jus strawberry dan salad yogurt seharga Rp. 9.500,-

Waktu itu, saya pesan Bistik Lidah Daging Sapi pedas sama es teh. Mas pacar pesen paketan bistik ayam seharga Rp. 12.500,- yang ternyata ... nasinya sangat sedikit. Ibarat sekali lahap langsung habis. hehe.. Jadinya ya nambah nasi lagi. (itu hampir selalu, makan dimanapun juga gitu).

Nih penampakan bistik lidah sapi saya. Entah kenapa ya, waktu itu pesanan saya tidak dibubuhi garnis sama pelayannya. Jadi pucat warnanya. Tanpa tomat, kemangi, dan yang lainnya seperti gambar yang terpampang di tembok-tembok mereka. Tapi ya sudahlah, keburu lapar ini, jadi kami tidak sempat untuk protes :(



Soal rasa, jangan ditanya! Cetar menbahana baddai kalau kata Syahrini mah hehe. Pokonya enak. Bumbunya sangat meresap ke daging, dan sangat kaya rasa. Rempah-rempahnya itu lho, membuat kami nggak nahan buat nambah lagi, lagi, dan lagi..

Buat yang tertarik untuk berkunjung, langsung saja datang ke TKP. Ada dua cabang yaitu di Solo dan Semarang. Yang di Solo ada di Jl. Kebangkitan Nasional 62 Penumping, Solo. (barat Stadion Sriwedari). No telp. nya (0271) 703 8555

Yang di Semarang ada di Jl. Kusumawardani No 4-5 Semarang. No telp nya (024) 70469854.



Silakan mencoba dan selamat makan ..